JISUMH.COM – Dirilis pada Jumat (05/09), album terbaru aespa yang bertajuk “Rich Man” kini tengah ramai dibicarakan di Korea Selatan.
Namun kali ini bukan karena pujian, melainkan disebabkan oleh ulasan pedas yang viral pada sebuah media online.
Kritik bermula dari IZM yang menilai “Rich Man” tidak mampu menyaingi rilisan aespa sebelumnya yang sempat meraih sukses besar pada 2024.
Lagu utama disebut terlalu bergantung pada pengulangan frasa “I’m a rich man” dan kehilangan kekuatan konsep maupun keunikan sound yang dulu membuat aespa menonjol.
Media musik tersebut mengungkapkan jika frasa yang memang menjadi hook utama tersebut malah menjadi boomerang.
“Penggunaannya yang berlebihan justru mengurangi kekuatan intro yang seharusnya dapat menjadi opening yang kuat,” review IZM.
“Malah terdengar seperti slogan iklan murahan,” sambungnya tanpa ampun.
Lebih lanjut, media kritik online itu menyebut jika “Rich Man” bukan pilihan yang sesuai untuk melangkah dengan berani dan tepat setelah aespa menjalani masa jeda.
“Hanya sebuah album malas. Dengan sedikit saja kesalahan, rasa percaya diri justru berubah menjadi kesombongan,” tulis IZM.
Meski merangkai kalimat dengan lugas dan terkesan tajam, nyatanya banyak KNetz yang sependapat dan memberikan opini selaras di Theqoo.
JISUMH.COM – Dirilis pada Jumat (05/09), album terbaru aespa yang bertajuk “Rich Man” kini tengah ramai dibicarakan di Korea Selatan.
Namun kali ini bukan karena pujian, melainkan disebabkan oleh ulasan pedas yang viral pada sebuah media online.
Kritik bermula dari IZM yang menilai “Rich Man” tidak mampu menyaingi rilisan aespa sebelumnya yang sempat meraih sukses besar pada 2024.
Lagu utama disebut terlalu bergantung pada pengulangan frasa “I’m a rich man” dan kehilangan kekuatan konsep maupun keunikan sound yang dulu membuat aespa menonjol.
Media musik tersebut mengungkapkan jika frasa yang memang menjadi hook utama tersebut malah menjadi boomerang.
“Penggunaannya yang berlebihan justru mengurangi kekuatan intro yang seharusnya dapat menjadi opening yang kuat,” review IZM.
“Malah terdengar seperti slogan iklan murahan,” sambungnya tanpa ampun.
Lebih lanjut, media kritik online itu menyebut jika “Rich Man” bukan pilihan yang sesuai untuk melangkah dengan berani dan tepat setelah aespa menjalani masa jeda.
“Hanya sebuah album malas. Dengan sedikit saja kesalahan, rasa percaya diri justru berubah menjadi kesombongan,” tulis IZM.
Meski merangkai kalimat dengan lugas dan terkesan tajam, nyatanya banyak KNetz yang sependapat dan memberikan opini selaras di Theqoo.
“Aku bahkan tidak tahu apakah arah lagu dan koreografinya benar-benar cocok dengan musiknya”,
“Mereka hapus semua lirik asli lagunya… Karena performanya tidak match, lagunya sendiri sebetulnya tidak buruk, namun seperti hilang energinya, LOL. Versi asli bahkan ada lirik mansplaining. Itu sebenarnya full lagu feminis”,
“Lagu dan koreografinya sama-sama biasa saja… Gerakan menggosok jari itu terasa… buat tidak nyaman”,
“Lagunya terasa hambar, dan penampilan panggungnya juga datar. Bikin kecewa”,
“Aku sebenarnya suka lagunya… Hanya ekspektasi orang terhadap aespa memang super tinggi. Di IZM, rating 1, 1,5, atau 2 bintang itu umum, namun kalau untuk mereka terasa lebih kejam”,
“Jika tidak bagus ya tetap tidak. Justru lebih menonjol karena semua rilisan sebelumnya sangat solid. Namun ya wajar juga, tidak semua comeback bisa sempurna.”
Perdebatan seputar “Rich Man” yang belum saja berhenti kini menyoroti arah musik aespa ke depan.
Grup asal SM Entertainment ini sebelumnya dikenal dengan konsep kuat dan musik eksperimental yang berani.
Namun rilisan terbaru justru dianggap terlalu keluar dari jalur tersebut.
Reaksi keras publik memperlihatkan bahwa semakin tinggi standar yang sudah terbangun, semakin besar pula risiko kekecewaan ketika hasilnya tidak sesuai harapan.
“Aku bahkan tidak tahu apakah arah lagu dan koreografinya benar-benar cocok dengan musiknya”,
“Mereka hapus semua lirik asli lagunya… Karena performanya tidak match, lagunya sendiri sebetulnya tidak buruk, namun seperti hilang energinya, LOL. Versi asli bahkan ada lirik mansplaining. Itu sebenarnya full lagu feminis”,
“Lagu dan koreografinya sama-sama biasa saja… Gerakan menggosok jari itu terasa… buat tidak nyaman”,
“Lagunya terasa hambar, dan penampilan panggungnya juga datar. Bikin kecewa”,
“Aku sebenarnya suka lagunya… Hanya ekspektasi orang terhadap aespa memang super tinggi. Di IZM, rating 1, 1,5, atau 2 bintang itu umum, namun kalau untuk mereka terasa lebih kejam”,
“Jika tidak bagus ya tetap tidak. Justru lebih menonjol karena semua rilisan sebelumnya sangat solid. Namun ya wajar juga, tidak semua comeback bisa sempurna.”
Perdebatan seputar “Rich Man” yang belum saja berhenti kini menyoroti arah musik aespa ke depan.
Grup asal SM Entertainment ini sebelumnya dikenal dengan konsep kuat dan musik eksperimental yang berani.
Namun rilisan terbaru justru dianggap terlalu keluar dari jalur tersebut.
Reaksi keras publik memperlihatkan bahwa semakin tinggi standar yang sudah terbangun, semakin besar pula risiko kekecewaan ketika hasilnya tidak sesuai harapan.
Leave a Reply