JISUMH.COM – Ketegangan besar tengah menyelimuti fandom ARTMS setelah Modhaus mengumumkan kolaborasi resmi dengan platform blockchain Abstract Chain.
Alih-alih disambut meriah, pengumuman tersebut justru memicu gelombang penolakan dari para Ouriis, sebutan bagi para penggemar ARTMS.
Dalam hitungan jam, tagar #Ourii_Against_Abstract_Chain langsung menduduki tren, menunjukkan betapa seriusnya reaksi fans terhadap langkah terbaru agensi tersebut.
Pengumuman ini merupakan bagian dari inisiatif Web3 Modhaus yang telah berjalan sejak Juli 2025.
Namun, keputusan untuk membawa ARTMS ke dunia blockchain dianggap banyak fans sebagai langkah yang “tidak perlu, tidak relevan, dan tidak menguntungkan artis.”
Kolaborasi ini diketahui bertujuan menghadirkan voting on-chain, koleksi digital seperti NFT, serta mekanisme interaksi penggemar berbasis blockchain, namun bagi banyak Ouriis, hal tersebut hanya memunculkan kekhawatiran.
Sejumlah fans menilai bahwa keputusan ini menunjukkan prioritas agensi yang mulai melenceng dari musik, konsep artistik, dan storytelling yang selama ini menjadi kekuatan utama ARTMS.
“Kami datang untuk musik dan konsep, bukan crypto,” tulis seorang fans yang unggahannya kini viral.
Banyak pula yang menyoroti rekam jejak Modhaus terkait proyek AI dan crypto sebelumnya.
Diskusi tersebut kembali muncul, kini dengan intensitas lebih tinggi karena menyangkut nama besar ARTMS yang tengah berkembang di kancah global.
Beberapa fans bahkan secara langsung menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan boikot pembelian album atau merchandise resmi jika proyek ini dilanjutkan tanpa pertimbangan ulang dari agensi.
Di sisi lain, segelintir fans mencoba melihat sisi positif dari kemungkinan adanya sumber pendanaan baru melalui fitur Web3, namun opini tersebut tetap menjadi minoritas.
JISUMH.COM – Ketegangan besar tengah menyelimuti fandom ARTMS setelah Modhaus mengumumkan kolaborasi resmi dengan platform blockchain Abstract Chain.
Alih-alih disambut meriah, pengumuman tersebut justru memicu gelombang penolakan dari para Ouriis, sebutan bagi para penggemar ARTMS.
Dalam hitungan jam, tagar #Ourii_Against_Abstract_Chain langsung menduduki tren, menunjukkan betapa seriusnya reaksi fans terhadap langkah terbaru agensi tersebut.
Pengumuman ini merupakan bagian dari inisiatif Web3 Modhaus yang telah berjalan sejak Juli 2025.
Namun, keputusan untuk membawa ARTMS ke dunia blockchain dianggap banyak fans sebagai langkah yang “tidak perlu, tidak relevan, dan tidak menguntungkan artis.”
Kolaborasi ini diketahui bertujuan menghadirkan voting on-chain, koleksi digital seperti NFT, serta mekanisme interaksi penggemar berbasis blockchain, namun bagi banyak Ouriis, hal tersebut hanya memunculkan kekhawatiran.
Sejumlah fans menilai bahwa keputusan ini menunjukkan prioritas agensi yang mulai melenceng dari musik, konsep artistik, dan storytelling yang selama ini menjadi kekuatan utama ARTMS.
“Kami datang untuk musik dan konsep, bukan crypto,” tulis seorang fans yang unggahannya kini viral.
Banyak pula yang menyoroti rekam jejak Modhaus terkait proyek AI dan crypto sebelumnya.
Diskusi tersebut kembali muncul, kini dengan intensitas lebih tinggi karena menyangkut nama besar ARTMS yang tengah berkembang di kancah global.
Beberapa fans bahkan secara langsung menyatakan bahwa mereka mempertimbangkan boikot pembelian album atau merchandise resmi jika proyek ini dilanjutkan tanpa pertimbangan ulang dari agensi.
Di sisi lain, segelintir fans mencoba melihat sisi positif dari kemungkinan adanya sumber pendanaan baru melalui fitur Web3, namun opini tersebut tetap menjadi minoritas.
Di tengah gelombang protes, banyak fans yang menegaskan bahwa blockchain tidak sejalan dengan nilai dan identitas ARTMS yang berfokus pada seni, narasi, dan hubungan natural dengan penggemar.
“Teknologi seperti ini hanya menciptakan jarak tambahan antara artis dan fans. Kami tidak butuh voting on-chain, kami hanya ingin comeback yang baik,” tulis pengguna lain di X.
Hingga kini, Modhaus belum merilis tanggapan resmi atas langkah kontroversial tersebut.
Tidak sedikit fans yang menunggu klarifikasi, terutama karena isu ini telah menjadi pembahasan besar di komunitas global.
Sebagian analis industri K-Pop menyebut kejadian ini sebagai contoh nyata bagaimana fandom modern semakin kritis terhadap arah bisnis agensi, terutama ketika menyangkut teknologi berisiko seperti crypto dan NFT.
Mereka menilai bahwa benturan seperti ini akan semakin sering terjadi seiring banyaknya perusahaan K-Pop yang mulai memasuki ranah Web3 untuk memperluas model bisnis.
Sementara itu, protes besar dari Ouriis terus berlangsung selama beberapa hari berturut-turut, menunjukkan bahwa penolakan mereka bukan sekadar tren sesaat.
Para fans berharap Modhaus mendengarkan suara komunitas dan menempatkan kepentingan artis serta penggemar sebagai prioritas utama sebelum melangkah terlalu jauh dalam ekosistem blockchain.
Walau situasi masih berkembang, satu hal menjadi jelas yaitu keputusan ini telah memicu diskusi penting tentang arah masa depan ARTMS dan bagaimana teknologi seharusnya digunakan dalam industri hiburan.
Bagi para Ouriis, musik dan identitas ARTMS jauh lebih berharga daripada proyek digital yang tidak mereka minta dan mereka tidak ragu untuk menyuarakan hal itu dengan lantang.
Di tengah gelombang protes, banyak fans yang menegaskan bahwa blockchain tidak sejalan dengan nilai dan identitas ARTMS yang berfokus pada seni, narasi, dan hubungan natural dengan penggemar.
“Teknologi seperti ini hanya menciptakan jarak tambahan antara artis dan fans. Kami tidak butuh voting on-chain, kami hanya ingin comeback yang baik,” tulis pengguna lain di X.
Hingga kini, Modhaus belum merilis tanggapan resmi atas langkah kontroversial tersebut.
Tidak sedikit fans yang menunggu klarifikasi, terutama karena isu ini telah menjadi pembahasan besar di komunitas global.
Sebagian analis industri K-Pop menyebut kejadian ini sebagai contoh nyata bagaimana fandom modern semakin kritis terhadap arah bisnis agensi, terutama ketika menyangkut teknologi berisiko seperti crypto dan NFT.
Mereka menilai bahwa benturan seperti ini akan semakin sering terjadi seiring banyaknya perusahaan K-Pop yang mulai memasuki ranah Web3 untuk memperluas model bisnis.
Sementara itu, protes besar dari Ouriis terus berlangsung selama beberapa hari berturut-turut, menunjukkan bahwa penolakan mereka bukan sekadar tren sesaat.
Para fans berharap Modhaus mendengarkan suara komunitas dan menempatkan kepentingan artis serta penggemar sebagai prioritas utama sebelum melangkah terlalu jauh dalam ekosistem blockchain.
Walau situasi masih berkembang, satu hal menjadi jelas yaitu keputusan ini telah memicu diskusi penting tentang arah masa depan ARTMS dan bagaimana teknologi seharusnya digunakan dalam industri hiburan.
Bagi para Ouriis, musik dan identitas ARTMS jauh lebih berharga daripada proyek digital yang tidak mereka minta dan mereka tidak ragu untuk menyuarakan hal itu dengan lantang.

Leave a Reply